Menurutnya, Pemerintah Pusat kurang memperhatikan petani pinang. Ditambah lagi pajak yang dinaikan, harga kebutuhan pokok naik dan masuknya tahun politik. Sehingga Ia harus mencari jalan lain untuk mendapatkan penghasilan yang lain juga.
"Banyak ruginya kalau dipaksakan pinang ini. Jadi kami rencananya mau nanam sayur di belakang rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucapnya.
Sebetulnya, ia sudah capek berharap. Akan tetapi ia tidak akan berhenti untuk berdoa agar harga pinang bisa seperti dulu lagi, sampai diharga Rp. 20.000 hingga Rp. 25.000 per Kg. Tentunya petani dan penampung akan sangat senang, karena dengan kebun pinang mereka bisa menghidupkan keluarga.
"Ya, mudah-mudahan saja. Memang sekarang lagi tidak baik, tapi mana tahu harga pinang bisa kembali lagi di tahun mendatang," tukasnya. (lan)